Jakarta,TAMBANG, Efek wabah virus Corona atau yang diketahui dengan Covi-19 ini turut berimbas pada kinerja mata uang Rupiah. Dalam perdagangan sore ini Rupiah ditutup melemah terhadap Dollar Amerika Serikat dilevel 13.700 dari penutupan sebelumnya di level 13.654. Untuk perdagangan besok Ibrahim, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka memperkirakan masih akan dibuka melemah di level 13.635-13.730.
Ibrahim mencatat beberapa faktor eksternal yang turut mempengaruhi kinerja Rupiah. Menurut Ibrahim pasar mencermati efek wabah Covid-19. Apalagi sesudah Cina melaporkan lonjakan tajam dalam jumlah ajal dan mereka yang telah terinfeksi virus ini. Pemerintah Provinsi Hubei yang menjadi sentra epidemi menerangkan pihaknya memakai tata cara diagnosis gres dan melaporkan 242 kematian pelengkap dan 14.840 kasus baru coronavirus hari ini. Ada peningkatan 45% dari hari sebelumnya.
Otoritas Hubei menerangkan sudah mulai memasukkan perkara-kasus yang “didiagnosis secara klinis” dalam angka-angkanya, yang merujuk pada penggunaan CT scan untuk mendiagnosis pasien. Ada 13.332 dari kasus gres masuk dalam pembagian terstruktur mengenai tersebut.
Sementara pihak berwenang Cina telah merevisi asumsi untuk masalah penyakit Covid-19 nyaris sepertiga sesudah beralih ke metodologi pengujian gres. Jumlah maut yang tercatat juga melonjak lebih dari 200. Sementara selaku buntut dari wabah ini, Partai Komunis memecat kepala kawasan Hubei dan kepala kotanya di Wuhan. Ini dilakukan selaku bab dari upaya meredakan kemarahan publik atas cara mereka menanggulangi krisis sejauh ini.
Di daerah lain WHO memperkirakan wabah ini berpotensi mengarah ke segala arah. “Wabah ini masih mampu mengarah ke segala arah,” kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam briefing di Jenewa, Rabu seperti yang dikutib dari rilis PT TRFX Garuda Berjangka sore ini (Kamis,12/2)
Faktor lain terkait kemungkinan terjadinya resesi di Jerman dan Italia, ekonomi terbesar dan ketiga paling besar sesudah adanya penurunan tajam produksi industri dalam satu dekade pada bulan Desember. Memang menurut Ibrahim tidak ada pengaruh faktual dari data pengangguran di Perancis pada hari Kamis, yang menunjukkan tingkat pengangguran turun tajam menjadi 8,1% pada kuartal keempat, terendah semenjak sebelum krisis keuangan tahun 2008.
Sementara dari dalam negeri, Pemerintah secara resmi menetapkan target inflasi volatile food (harga materi kuliner bergejolak) sebesar 4% plus minus 1% atau 3-5% untuk tahun ini. Sedangkan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 3% plus minus 1%. Target tersebut ditetapkan pemerintah usai melakukan high level meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian.
Adapun yang datang dalam rapat ini adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.