Jakarta, TAMBANG – Sektor tambang menjadi salah satu konsumen paling besar bagi PT Pertamina dalam penjualan biodiesel. Manager Mining Industrial Fuel Sales, Commercial and Trading Sub Holding Pertamina, Mochamad Ardhie menyampaikan, salah satu hambatan dalam penerapan bahan bakar nabati itu, yakni soal edukasi cara perawatan fasilitas tangki penyimpanan.
Hal tersebut disampaikan Ardhie dikala menghadiri konferensi virtual bertajuk Indonesia Mining Outlook 2021 yang digelar Majalah TAMBANG, Rabu (16/12).
Menurutnya, sosialisai cara perawatan menjadi penting mengenang Pemerintah bermaksud memajukan komposisi fatty acid methyl ester (FAME) dalam biodisel menjadi 40 persen (B40), dari sebelumnya yang sebesar 30 persen (B30).
Peningkatan komposisi FAME akan membutuhkan penyesuaian soal perawatan pada tangki penyimpanan.
“Penerapan ini perlu sedikit penyesuaian dari sisi operasionalnya. Teman-sahabat di pertambangan sebagian mengoperasikan sendiri fasilitasnya, sehingga kita perlu perhatikan treatment tertentu,” bebernya.
Adapun kiat perawatan tangki penyimpanan tersebut, kata Ardhie, pertama, kerjakan inspeksi bersiklus. Jika diharapkan kerjakan tank cleaning sesuai API Standard 2015 dan API RP 2016.
Kedua, periksa akumulasi air pada tubuh dan dasar cairan. Hal ini dapat dibantu dengan pemasangan indikator pasta air atau instalasi automatic tank gauge (ATG).
Ketiga, lakukan draining water secara berkala , sekurang-kurangnya setiap pekan, atau dapat dipercepat sesuai keadaan penyimpanan dan indikasi lainnya.
“Setahun ini kita sudah bisa menyesuaikan diri dengan mode operasi yang gres, nanti kalau pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan kenaikan bagian bio (B40), kita mampu duduk bareng memutuskan biar spek operasional di lapangan mendukung, biar tidak terjadi gangguan terhadap acara buatan (pertambangan),” terang Ardhie.
Untuk dimengerti, implementasi B30 sudah berlangsung setahun belakangan. Rencananya, kenaikan implementasi B40 akan digulirkan oleh Pemerintah pada tahun 2022 mendatang.
