Jakarta, TAMBANG- Pemerintah terus mendorong pelaksanakan acara pertambangan yang berkeadilan, adalah aktivitas pertambangan yang dapat mengorganisir lingkungan sekitar pertambangan lebih baik.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba), Bambang Gatot Ariyono usai program Coaltrans Asia Tahunan ke-25 di Bali menyampaikan, selain memprioritaskan masalah harga, pengelolaan pertambangan watu bara juga tetap memperhatikan lingkungan hidup.
“Kegiatan pertambangan yang berkelanjutan ialah bagaimana mengurus lingkungan tambang. Jadi bagaimana kita kerja sama menertibkan persoalan ilegal mining, lalu penggunaan mercury, terus bagaimana pengelolaan lubang tambang, nanti ke depannya mirip itu, termasuk bagaimana pengelolaan pertambangan yang ada di area hutan,” terang Bambang, dalam informasi resminya, Senin (25/6).
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Pandu Sjahrir menyampaikan, pengelolaan lingkungan di subsektor watu bara saat ini telah jauh lebih baik, terutama di sektor pembangkit yang telah memakai teknologi-teknologi yang lebih ramah lingkungan dengan emisi yang rendah.
“Dari sambutan Menteri ESDM yang dibacakan Dirjen Minerba, pengelolaan minerba bukan cuma dilema ketahanan energi saja, tetapi juga bagaimana menciptakan kegiatan pertambangan yang lebih berkelanjutan dan lingkungan tetap tersadar. Makara lingkungan sudah jadi jadwal utama,” ujar Pandu.
Pandu menyertakan, pelestarian lingkungan pastinya akan menambah ongkos dalam pemanfaatan watu bara, namun dipastikan seluruh pelaku di industri batu bara akan melakukannya.
“Mengenai lingkungan, tentu ini akan tambah cost (biaya), namun pasti mau tak mausemua setuju, sebab semua akan lakukan itu. kami bahagia bahwa lingkungan itu yaitu perhatian utama, itu penting. Walaupun kita pebisnis watu bara, kita fokusnya juga ke sana, jangan salah,” lanjut Pandu.
Sebagaimana dikenali, Pemerintah juga sudah memperlihatkan penilaian khusus kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan acara dengan memperhatikan lingkungan sekitarnya. Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) ini merupakan bab dari upaya Pemerintah untuk mendorong para pelaku perjuangan melaksanakan aktivitas bisnisnya yang beretika, berwawasan lingkungan dan bertanggung jawab.
PROPER didesain untuk mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan lewat instrumen insentif dan disinsentif. Insentif dalam bentuk penyebarluasan terhadap publik tentang reputasi atau gambaran baik bagi perusahaan, yang mempunyai kinerja pengelolaan lingkungan yang bagus. Ini ditandai dengan label Biru, Hijau dan Emas.