Jakarta, TAMBANG – PT PLN (Persero) terus mendorong kenaikan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di kalangan pelaku industri melalui layanan sertifikat energi terbarukan (renewable energy certificate/REC). Kali ini, 10 mitra pabrik H&M Group melakukan penandatanganan perdagangan REC dengan PLN.
Adapun 10 kawan pabrik H&M Group tersebut yakni, PT C-Site Texpia, PT Minu Garment Sukses, PT Dreamwear, PT Kahatex, PT Panasia Jaya Abadi, PT Busana Indah Global, PT Royal Puspita, PT Doosan Jaya Sukabumi, PT Doosan Dunia Busana, dan PT Kreasi Garment Cirebon.
“Kami sangat menyambut baik janji H&M untuk mendorong penggunaan energi terbarukan lewat Renewable Energy Certificate. Dan pastinya mengapresiasi keikutsertaan dari 10 mitra pabrik H&M yang pada hari ini hadir menandatangani persetujuanpembelian REC,” kata Executive Vice President Retail PLN Regional Jawa Madura Bali, Abdul Farid, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (14/4).
Kerja sama ini ialah bukti konkret kolaborasi PLN dengan para pelaku industri untuk mendukung transisi energi higienis di Tanah Air. Hal ini juga sejalan dengan kesepakatan Indonesia sebagai tuan rumah G20 untuk menekan emisi karbon dunia.
Melalui REC, PLN menentukan energi yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT yang diaudit oleh metode tracking internasional, APX TIGRs yang berlokasi di California, USA.
REC ialah salah satu inovasi produk hijau PLN untuk membuat lebih mudah pelanggan dalam menerima pengakuan atas penggunaan EBT yang transparan, akuntable dan diakui secara internasional serta tanpa mesti mengeluarkan ongkos investasi untuk pembangunan infrastruktur.
Melalui REC, PLN mendatangkan pilihan pengadaan untuk pemenuhan target hingga dengan 100 persen penggunaan energi terbarukan. Cara pengadaan atau pembeliannya pun relatif mudah, tidak membutuhkan proses pengadaan yang panjang.
“Pelanggan mampu mendaftar ke web, nanti akan dihubungi Account Executive PLN, kemudian diverifikasi kebutuhan REC-nya, setelah itu melaksanakan pembayaran. Sertifikat REC akan disampaikan lewat email yang terdaftar setelah pembayaran dijalankan,” terangnya.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat, Agung Nugraha, menyertakan bahwa lewat REC, 10 kawan pabrik H&M akan menggunakan sekitar 60.000 MWh listrik berbasis EBT sampai 2026.
Lebih lanjut, menurut data PLN UID Jabar, sepanjang tahun 2021 hingga Maret 2022, nyaris 92.000 MWh energi terbarukan sudah dialihkan kepemilikannya terhadap sejumlah pelanggan PLN UID Jabar lewat pembelian Renewable Energy Certificate.
Agung berharap kerja sama ini akan terus berkesinambungan. “Semoga semakin banyak factory partners H&M yang akan bergabung bersama PLN, selaku bentuk upaya kolektif kita dalam mendukung transisi energi berkesinambungan yang lebih higienis,” pungkas Agung.
Duta Besar Swedia untuk Indonesia Marina Berg menyatakan, kerja sama ini makin memperkuat kekerabatan Indonesia dan Swedia terutama dalam hal berkolaborasi untuk membuat lingkungan yang lebih baik.
“Saya sangat besar hati atas jalinan kolaborasi ini. Perjanjian ini memerlihatkan hubungan kerja sama yang baik dan memperlihatkan manfaat bagi kita semua utamanya untuk menanggulangi krisis iklim,” ujarnya
Pada potensi yang sama, Country Manager H&M Group Production Office Indonesia, Frank Blin Gonsalves menyatakan perusahaannya berkomitmen untuk berkontribusi dalam menangani pergantian iklim. Komitmen itu diwujudkan di seluruh lini H&M Group, tergolong di Indonesia.
“H&M Group terus melakukan pekerjaan sama dengan pemerintah Indonesia dan kawan bisnis kami untuk menunjukkan penyelesaian gres serta mendorong penggunaan sumber listrik berbasis EBT dalam rantai pasok kami,” ujarnya.
Frank menambahkan, persetujuanREC antara kawan pabrik H&M Group dan PLN ialah langkah penting untuk merealisasikan ambisi perusahaan sekaligus mendukung agenda pemerintah menuju Indonesia Net Zero Emission pada 2060.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang diwakili Kepala Dinas ESDM Jawa Barat, Ai Saadiyah sungguh mengapresiasi inisiasi implementasi REC. Menurutnya, hal ini mendorong penggunaan energi gres terbarukan yang lebih besar di sektor industri.
“Kami siap berkolaborasi sosialisasi bareng supaya REC didesiminasi ke pangsa pasar yang lebih luas ke segala sektor mirip rumah tangga, komersial, dan bisnis. Hal ini supaya sasaran capaian EBT di tahun 2025, sebesar 20 persen tercapai, sejalan dengan Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Jawa Barat,” jelas Ai.