Jakarta,TAMBANG, PT. Sumber Energi Sukses Makmur (SESM) melakukan serah terima Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop Kapasitas 10KWp kepada Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB. Serah terima ini ialah bab dari koordinasi kedua belah pihak dalam rangka kegiatan Research and Development pada bidang Solar Module dan Energy Intermittent.
Penyerahan PLTS rooftop dan koordinasi ini diperlukan berfaedah bagi pengembangan keilmuan dan mendorong pemanfaatan potensi Energi Baru Terbarukan (ETB) di Indonesia.
“Kita berharap dengan pedoman ataupun bentuk koordinasi ini bisa menggugah mahasiswa apalagi pada dosen peneliti dari prodi metalurgi untuk lebih melihat lebih dalam peluangEBT yang ada di Indonesia” ujar Zulfian Mirza, Direktur Utama SESM pada Kamis (05/09) di Kampus Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat.
Zulfian lebih jauh berharap melalui kerjasama ini, kedua belah pihak bisa bareng mendukung kebutuhan energi higienis Indonesia di kala depan.
Penyerahan PLTS sendiri ditandai dengan penggantinya pita dan penandatanganan berita acara serah terima serta prasasti oleh Zulfian dan dan Prof. Sri Widiyantoro, M.sc., Ph.D sebagaiDekan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB.
Sri dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas penyerahan PLTS tersebut dan kerjasama yang sudah terjalin sejauh ini. Pihaknya pun berharap langkah SESM dalam mendukung sinergi dengan dunia perguruan mampu dibarengi juga oleh perusahaan lain.
SESM dan FTTM – ITB sendiri melakukan penandatanganan Memorandum of Agreement pada April lalu, menandai sinergi universitas dengan pelaku industri energi baru terbarukan.
Zulfian menjelaskan langkah ini sebagai bab dari kontribusi perseroan mendukung program pemerintah yang hendak memajukan takaran EBT dalam bauran energi nasional.
“SESM bersama dengan ITB, mendukung acara pemerintah melalui pengembangan teknologi PLTS ini” ujarnya.
Sementara sebagai pelaku industri, SESM sendiri mengaku tengah membuatkan proyek PLTS di Indonesia yang salah satu aplikasinya mampu mempergunakan lahan bekas tambang yang tidak produktif selaku area operasinya.
Zulfian menyebut pemanfaatan lahan tambang sendiri mempunyai prospek di periode depan. Sebab dengan ini, perusahaan tambang mampu turut terlibat dalam kenaikan kapasitas EBT dalam bauran energi nasional. Selain itu, perusahaan tambang juga akan memiliki kesempatan memanfaatkan lahan bekas tambang mereka yang tidak produktif untuk menjadi ladang energi.
Beberapa perusahaan tergolong BUMN belakangan disebut melihat potensi pemanfaatan lahan bekas tambang mereka yang tidak maksimal direklamasi, untuk dijadikan ladang energi lewat investasi di PLTS.
SESM sendiri bareng FTTM-ITB rencananya bakal menjajaki peluang produksi photovoltaic lokal (local PV) di masa depan. Menekan intermittent absorpsi tenaga matahari pada PV panel dan berbagi fungsi storage supaya mampu menyimpan energi sinar matahari.
Selain itu, kerjasama ini juga diperlukan dapat mendorong ITB untuk memanfaatkan teknologi sekaligus energi alternatif. Terlebih sebagai lembaga pendidikan, FTTM – ITB dapat mempercepat proses penguasaan dan pengembangan teknologi Energi Baru Terbarukan di Indonesia.
“Kerjasama ini akan memberikan efek besar tak hanya pada sektor industri semata, melainkan juga pada penguatan kompetensi Sumber Daya Manusia di bidang EBT yang tiba dari ITB” tambah Zulfian yang juga ialah anggota Advisory Board acara studi Teknik Metalurgi – Institut Teknologi Bandung era 2018-2023.
Sementara itu, Hamza Rasyidi sebagaiDirektur EBT SESM menyertakan bahwa pihaknya saat ini juga sedang menyebarkan beberapa proyek photovoltaic antara lain Floating photovoltaic 42.5 MW bekerjasama dengan pemerintah.
Hamza menerangkan pihaknya juga menjalin koordinasi dengan salah satu BUMN untuk pemanfaatan ex-lahan tahan tambang untuk photovoltaic project 30 MW, dan kerjasama dengan BUMD di bidang penyediaan listrik (PV Solar) 5 MW untuk remote area serta pengembangan pabrik perakitan untuk memajukan muatan lokal sekaligus selaku pemenuhan TKDN sesuai regulasi pemerintah.
