Jakarta, TAMBANG – Persatuan Emirat Arab (PEA) meletakkan kepercayaan tinggi kepada pengembangan bisnis sektor energi di Indonesia. Sebanyak 11 kesepakatanbisnis yang sukses diteken antara Indonesia dengan PEA, sebagian menyasar ke bisnis energi.

 

Total estimasi nilai investasi yang diperoleh dari 11 hasil kontraktersebut mencapai Rp314,9 triliun atau USD22,89 miliar. Di samping 11 kesepakatanbisnis, diteken pula lima kesepakatanantara pemerintah PEA dan Indonesia dalam bidang keagamaan, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan penanggulangan terorisme.

 

“Saya sangat sambut baik, hari ini 16 perjanjian kerja sama mampu dikerjakan,” kata Presiden Jokowi usai konferensi bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA Mohamed bin Zayed di Abu Dhabi Senin, (13/1) dilansir dari Kementerian Sekretariat Negara.

 

Dari 16 perjanjian, Indonesia dan PEA menyetujui di bidang keagamaan, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan penanggulangan terorisme. Sementara itu, ada 11 persetujuanbisnis yang diteken antarkedua negara mencakup bidang energi, minyak dan gas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset.

 

Salah satu dari akad bisnis yang akan dilakukan yakni pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat. Perusahaan energi baru terbarukan (EBT) Masdar, yang berbasis di Abu Dhabi, PEA, nantinya akan bekerjasama dengan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi (PJBi) membangun PLTS Terapung Cirata sebesar 145 Mega Watt Peak (MWp).

 

Investasi di pembangkit ini diperkirakan meraih Rp1,8 triliun. PLTS Terapung Cirata diproyeksikan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di ASEAN sehabis PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.

 

Selain pengembangan Energi Baru Terbarukan, ditandatangani pula komitmen bisnis sejumlah proyek migas mirip pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan antara Pertamina dengan Mubadala. Lalu Potensi minyak mentah di Balongan antara Pertamina dengan ADNOC, sampai penyediaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) antara ADNOC dengan Pertamina.

 

Pada subsektor mineral, ditandatangani pula kerja sama Emirates Global Aluminium (EGA) dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dalam rangka penambahan bikinan ingot alloy dan billet. Pada periode uji coba penambahan buatan direncanakan sekitar 20 ribu ton, dimana kapasitas buatan wajar ketika ini mencapai 250 ribu ton.

 

Berikut detail kolaborasi bisnis antara PEA-Indonesia di sektor energi:

 

LPG Supply Contract antara Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dan Pertamina dengan nilai kesepakatan USD90-270 juta.

 

RIPA (Refinery Investment Principle Agreement) antara Mubadala Investment Company dan Pertamina untuk melanjutkan negosiasi kepemilikan sampai 49 persen saham PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) – RDMP RU V dengan total peluangkoordinasi senilai USD1,6 miliar.

 

MoU antara ADNOC dan Pertamina ihwal kolaborasi pengembangan Project Crude to Petrochemical USD10,1 miliar.

 

Penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) untuk PLTS Terapung Cirata antara PT PJB dengan Masdar, proyeksi nilai investasi USD 129 juta.

 

Adendum MoU antara Emirates Global Aluminium (EGA) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dalam rangka mengakomodir penetapan jangka waktu kolaborasi. Proyek Peningkatan Kapasitas Tungku Peleburan tergolong transfer teknologinya dari 250 ktpa (kilo tonnes per annum) menjadi 300 ktpa, Technical Exchange di bidang Reduction Technology dan proyek Greenfield Aluminium Smelter di Kalimantan Utara berkapasitas 500-1.000 ktpa.

 

Butuh Bantuan Atau Pertanyaan?

Achmad Hino siap membantu Anda dengan memberikan pelayanan dan penawaran terbaik.

WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Halo, Ada Yang Bisa Dibantu?