Jakarta, TAMBANG – Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk, berkomitmen melakukan penguatan pasokan gas dan ekspansi infrastruktur gas bumi sebagai energi transisi yang berkelanjutan. Komitmen tersebut juga mengutamakan pembangunan rendah emisi untuk mendukung acara pemerintah mencapai netral karbon 2060.
PGN berencana mengakselerasi proses transisi fossil fuel ke energi higienis gas bumi melalui beberapa proyek unggulan. Pertama program regasifikasi pembangkit-pembangkit listrik yang ada di sebagian besar timur indonesia.
Berdasarkan Kepmen ESDM No 2 Tahun 2022, regasifikasi pembangkit listrik akan dijalankan di 33 lokasi, total kapasitas pembangkit 1,198 MW dan penggunaan gas bumi 83,74 BBTUD.
“Melalui proyek regasifikasi adalah mengkonversi penggunaan fuel dan watu bara memakai gas bumi pada penggunaan listrik maka PGN optimis meraih zero net emission. Apabila regasifikasi ini mampu dikerjakan secara sarat , akan menekan emisi 650.000 ton CO² tiap tahunnya. Jika digabung dengan proyek Refinary dan Jargas, total pemanfaatan gasnya mampu menekan emisi sekitar 5 juta ton CO² tiap tahunnya,” terperinci Direktur Sales dan Operasi PGN, Faris Azis dalam keterangannya, dikutip Senin (13/6).
Kedua, selain ke pembangkit-pembangkit listrik milik PLN, konversi ke gas bumi masih dan akan terus berjalan lewat gasifikasi di refinery yang berada di RU II Dumai, RU III Plaju, RU VI Balongan, RU IV Cilacap, TPPI, GRR Tuban, dan RU V Balikpapan.
“Semoga kami bisa merealisasikan proyek-proyek tersebut yang memperlihatkan multibenefit adalah gas selaku energi bersih bisa hadir mengambil alih fossil fuel. Dengan total 560 BBTUD gasifikasi refinery dapat menekan emisi karbon hingga dengan 4,3 juta ton CO² per tahun,” ujar Faris.
Ketiga, pemanfaatan gas bumi di sektor rumah tangga. Hingga sekarang telah hadir 750 ribu sambungan jaringan gas rumah tangga yang tersebar di 17 Provinsi dan 67 Kota/Kabupaten. PGN sudah berhasil menghadirkan penyelesaian energi yang berkelanjutan, bersih, dan gampang di terusan 24 jam.
“Dengan sasaran bagan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) 4 juta sambungan rumah tangga pada tahun 2024. Satu juta jaringan gas untuk sektor rumah tangga, dapat menekan emisi karbon sampai 60.000 CO² tiap tahunnya. Program ini mampu menolong pemerintah menurunkan impor LPG dan menekan ongkos subsidi energi,” ujar Faris.
PGN optimis pemanfaatan gas bumi pasca pandemi COVID-19 di Indonesia akan meningkat. Gas bumi ialah energi fosil paling bersih dan sangat tepat untuk dimanfaatkan di proses transisi energi,” pungkas Faris.