Jakarta, TAMBANG – Tim Teknis B30 Kementerian ESDM turun langsung, menghubungi beberapa perwakilan APM (Agen Pemegang Merek) untuk mengetahui problem yang terjadi sehabis implementasi B30.
Beberapa pihak mengeluhkan terbentuknya gel di tangki kendaraan beroda empat akibat memakai B30. Selain itu ada fikiran kendaraan beroda empat akan sukar dinyalakan di tempat acuh taacuh, seperti di Dieng, Jawa Tengah.
Prototype and Test Departement Head PT. Isuzu Astra Motor Indonesia, Harmoko Setyawan, mengatakan hingga ketika ini tidak ada keluhan pelanggan Isuzu terkait penggunaan B20 maupun B30. Komponen kendaraan Isuzu yang terkait fuel line, sudah memenuhi kriteria penggunaan biosolar sejak tahun 2016.
“Kami akan berkoordinasi lebih intensif dengan seluruh bengkel Isuzu, untuk meminimalkan imbas yang mungkin terjadi”, kata Harmoko dalam keterangan resmi, Rabu (29/1).
Ia mengungkapkan pihaknya tidak cemas mengenang hasil uji cold start-ability B30 di kawasan bersuhu cuek seperti Dieng memberikan kondisi yang baik. Dengan demikian masyarakat harus lebih yakin tidak ada persoalan yang mempunyai arti.
Hal yang serupa juga diungkapkan Product License and Certification PT Hino Motor Manufacturing Indonesia, Andi Tauji. Menurutnya sampai ketika ini belum ada pengaduan atau ganjalan dari konsumen terkait dengan penggunaan B30.
Bahkan Sekretaris Gabungan Kepala Kompartemen Teknik Lingkungan dan Gaikindo, Abdul Rochim mengungkapkan Gaikindo telah melakukan konfirmasi dengan dengan beberapa APM.
“Belum ada laporan yang diterima APM tentang masalah filter blocking tersebut”, kata pria yang disapa Rochim ini.
Sementara itu Catur Satyawira, UD Product Management menerangkan penggunaan B30 pada UD Truck tidak mengganti jadwal perawatan yang telah disarankan. Sampai saat ini juga tidak ada komplain sehubungan dengan penggunaan B30 dari pelanggan UD Trucks, untuk daerah yang masbodoh.
“Sesuai dengan test yang dikerjakan bersama dengan Kementerian ESDM, terbukti UD Truck tidak ada kendala duduk perkara tentang mesin”, kata Catur.
Sebagaimana dikenali, Indonesia ialah negara pertama di dunia yang menerapkan penggunaan B20 sudah semenjak tahun 2016. Peningkatan pemakaian biodiesel dalam campuran solar dari 20 persen menjadi 30 persen juga diikuti dengan kenaikan mutu kualitas dari biodiesel yang dipakai.
Hasil uji jalan B30 yang dijalankan sepanjang tahun 2019 menunjukkan tidak terjadi dampak yang signifikan antara penggunaan B20 dengan B30. Selain itu juga uji start-ability yang dilakukan di dataran tinggi Dieng menawarkan kendaraan mampu dihidupkan dengan normal sehabis didiamkan (soaking) sampai 21 hari dengan memakai B30.