Transasia Minerals,Ltd Siap Berdiri Smelter Nikel Di Morowali

Jakarta,TAMBANG,- Transasia Minerals,Ltd, suatu perusahaan tambang internasional mengumumkan rencananya melanjutkan pengembangan akomodasi pembuatan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah. Ditargetkan akomodasi pengolahan nikel menjadi produk feronikel dan nikel sulfat ini siap berproduksi pada 2024. Keputusan melanjutkan pembangunan kemudahan ini diambil setelah ada putusan MA yang mengembalikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bijih nikel Artha Bumi Mining Group.

Salah satu produk yang dihasilkan adalah nikel sulfat akan menjadi salah satu bahan baku penting dalam memproduksi baterai kendaraan listrik. Investasi yang disiapkan senilai USD 2 miliar.

“Kami bahagia mampu melanjutkan pembangunan fasilitas berdasarkan materi baku dari deposit bijih nikel kami yang dipulihkan. Kami berharap menerima santunan dari TransAsia Minerals. Manfaat kemudahan pengolahan nikel tidak cuma akan membuka lapangan kerja di Morowali, tetapi juga kian memantapkan Indonesia sebagai sentra ekspor nikel sulfat, yang pada kesannya meningkatkan perekonomian Indonesia,”Ungkap Maman Khairusaalam, Juru bicara Artha Bumi Mining Group.

Sementara Pavel Erokhim, CFO Transasia Minerals,Ltd mengaku bahagia dapat bekerja sama dengan Artha Bumi Mining Group dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia dan penduduk sekitar. Ia menjelaskan bahwa MOU proyek ini pertama kali dilakukan pada tahun 2016 di Sochi, Rusia dalam pertemuan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Rusia V. Putin di sela-sela KTT ASEAN-RUSSIA.

“Kami senang pada balasannya dapat melakukan proyek ini. Investasi dalam proyek ini ialah bukti kesepakatan kami untuk menempatkan industri nikel ke dalam platform global dan menyebabkan bangsa Indonesia selaku pusat ekspor nikel sulfat,”terang Pavel.

Untuk diketahui, Transasia Minerals Ltd yakni perusahaan investasi milik swasta, dengan fokus utama pada sektor pertambangan, minyak & gas dan energi. Sementara Artha Bumi Mining Group adalah kemitraan Indonesia dari beberapa pemegang hak mineral bijih terafiliasi yang beroperasi di Morowali, Sulawesi Tengah, yang diperkirakan mempunyai cadangan bijih nikel dengan nilai irit yang besar.