
“Selama itu kebutuhan rakyat Indonesia, Hino pastikan untuk mem-provide,” kata Santiko Santiko juga menambahkan kendaraan berbasis listrik ini merupakan cerita lama, pemerintah Indonesia sudah sering menyampaikan keinginan untuk mengubah kendaraan konvensional menjadi berbasis listrik. Namun menurut Santiko perpindahan ke listrik ini bukanlah hal yang mudah.
Santiko pun mengatakan pihaknya sudah berada di Indonesia selama 40 tahun dan juga sudah mempunyai pabrik sehingga pihaknya ingin memulai proses bus listrik dalam jangka panjang, sehingga mudah bagi prinsipal melahirkan model listrik. Hino juga akan terus mengikuti arahan pemerintah jika sesuai dengan nilai ekonomi perusahaaan.
Menurutnya, sampai saat ini mayoritas kendaraan listrik hanya berasal dari produsen Korea Selatan yang notabene merupakan kendaraan penumpang. Sedangkan kendaraan niaga hanya berada 15 sampai 20 persen dari total penyebaran kendaraan di Indonesia, sisanya merupakan kendaraan penumpang. “Karena mahal, investasinya itu besar,” jelas Santiko. Adapun, ketika ditanya terkait apakah Hino berniat dalam menyediakan bus listrik untuk armada Transjakarta. Hino mengatakan sampai saat ini masih mempelajari pangsa pasar, kondisi, dan infrastruktur kendaraan listrik.