Jakarta, TAMBANG – Produsen baja dan nikel China, Tsingshan sudah menandatangani komitmen selama dua tahun untuk membeli bijih nikel dari Silkroad Nickel. Silkroad akan menyuplai 2,7 juta metrik ton kering (dmt) bijih nikel kadar tinggi dari Maret 2021 sampai Desember 2022. Dengan jumlah minimum 50.000 dmt / bulan.
Pasokan tersebut berasal dari tambang bijih nikel laterit di Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia. “Silkroad sedang bersiap untuk mengirimkan pengiriman pertamanya berdasarkan perjanjian dalam dua minggu ke depan dan menghendaki untuk secara bertahap memajukan buatan mulai April 2021 dan seterusnya untuk menyanggupi janji offtake yang gres,” ungkap Direktur Eksekutif dan Kepala Eksekutif Silkroad, Hong Kah Ing dikutip dari Argus Media, Kamis (17/3/2021).
Nilai kesepakatan diperkirakan lebih dari USD 90 juta. Angka tersebut menurut harga persyaratan bijih nikel yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Tsingshan permulaan bulan ini setuju untuk menyuplai nikel matte ke pabrik peleburan kobalt domestik Huayou Cobalt dan produsen energi terbarukan CNGR.
Kesepakatan itu sudah merusak keyakinan pasar. Sementara usul materi nikel dari sektor baterai listrik diperkirakan akan berkembangdalam jangka panjang. Pasokan bijih nikel dari Silkroad akan dipakai untuk buatan nikel matte Tsinghan.
Tsingshan juga berencana membangun kemudahan energi bersih berkapasitas 2.000 MW di Indonesia dalam 3-5 tahun ke depan untuk mendukung operasinya di negara Asia Tenggara tersebut.
Silkroad menandatangani kesepakatan10 tahun pada Januari untuk menyuplai bijih nikel laterit ke produsen lithium utama China Jiangxi Ganfeng. Volume offtake setidaknya 1mnt /tahun pada harga pasar.