JAKARTA, TAMBANG – Pemerintah terus berkomitmen memajukan kesiapan infrastruktur ketenagalistrikan guna mengantisipasi adanya lonjakan konsumsi listrik di kala mendatang. Hal ini disampaikan secara pribadi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dalam peresmian factory opening PT LSAG Cable Indonesia (LSAGI) Rabu lalu.
“Kita memproyeksikan akan ada 6 – 7% konsumsi listrik per tahun. Untuk itu, infrastruktur (ketenagalistrikan) perlu disiapkan sebaik mungkin,” kata Arifin, dikutip dari informasi resmi, Jumat (28/1).
Menghadapi periode transisi energi, ketersediaan infrastuktur listrik merupakan bab dari antisipasi membangun Nusantara Grid selaku salah satu langkah dalam mengkoneksikan jaringan listrik antar pulau di Indonesia.
“Pada 2050 kita menyiapkan pembangunan Nusantara Grid yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia dengan memaksimalkan energi baru dan terbarukan (EBT) yang potensinya ada di seluruh kawasan Indonesia,” jelasnya.
Secara khusus, kata Arifin, ketersediaan dan suplai kabel yang bermutu akan semakin penting mengingat acara pemerintah yang mulai mendorong pengembangan metode interkoneksi ketenagalistrikan dalam rangka untuk memajukan pemanfaatan EBT dan juga kenaikan efisiensi penyediaan tenaga listrik.
“Kesempatan ini mesti direspon oleh industri ketenaglistrikan dan eksistensi industri kabel sudah menjadi bukti,” ungkapnya.
Secara teknis, kabel yang digunakan pada tata cara ketenagalistrikan harus jago, sehingga kualitas tenaga listrik yang disalurkan mampu tersadar dengan baik. Sementara itu, keberadaan pabrik kabel gres akan banyak membuka lapangan kerja gres dan mampu pula menolong penyerapan buatan materi baku kabel yang ada di dalam negeri.
“Saya berharap LSAG Cable Indonesia kedepan dapat turut serta berkontribusi dan menjamin ketersediaan produknya untuk mendukung pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan mencakup pembangkit, transmisi, distribusi tenaga listrik dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik untuk perumahan, bagunan gedung komersial, industri dan sosial,” ujarnya.
Sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021 – 2030, telah direncanakan pembangunan jaringan tenaga listrik di seluruh Indonesia dengan total panjang jaringan sebesar 494.631 kms hingga tahun 2030 sebagai upaya menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke lokasi demand, menginterkoneksikan tata cara ketenagalistrikan untuk sharing resources dan mengembangkan keandalan sistem.
Panjang jaringan tersebut terdiri dari transmisi tenaga listrik sepanjang 47.723 kms dan distribusi tenaga listrik 446.908 kms. Rencana pembangunan jaringan tenaga listrik tersebut pasti sangat memerlukan ketersediaan kabel di dalam negeri.
Saat ini, Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kabel listrik berkisar antara 80% – 90% untuk jenis produk kabel listrik, kabel/kawat listrik untuk tegangan rendah, menengah dan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan pihak LSAG Cable Indonesia untuk mempertahankan mutu produk kabelnya dengan memperhatikan peraturan dan standar produk yang berlaku di Indonesia serta mampu berkontribusi secara optimal ke perekonomian nasional dengan mengembangkan utilisasi materi baku dan jasa yang tersedia di dalam negeri.
Sebagai informasi, LSAG merupakan perusahaan joint venture antara LS Cable & System (LSC&S) dan PT Artha Metal Sinergi (AMS). LS Cable & System sendiri yaitu anak perusahaan dari LS Corp yang ialah salah satu produsen kabel terbesar di dunia.
Turut hadir dalam peresmian tersebut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.