Jakarta, TAMBANG – Pemda mesti memastikan eksistensi mineral selaku aset negara, sebelum penetapan tata ruang dan zonasi. Hal ini untuk menghindari potensi sumber daya mineral tersebut sia-sia.
Direktur Centre For Indonesian Resources Strategic Studies (CIRUSS), Budi Santoso mengatakan, kesempatancadangan mineral dan watu bara di daerah Republik Indonesia (RI), mesti diatur dengan bijak untuk membangun perekonomian dan memakmurkan rakyat, sehingga dilarang disia-siakan. Sayangnya dikatakan Budi, euforia otonomi kawasan menyebabkan tidak optimalnya pengelolaan sumber daya mineral. Akhirnya sumber daya alam yang langka tersebut menjadi sia-sia akhir munculnya ego sektoral.
“Jika hal ini dibiarkan, maka manfaat ekonomi eksistensi mineral di seluruh kawasan NKRI bisa hilang selamanya,” kata Budi Santoso, Selasa (17/9).
Karena itu menurutnya, saat ini Pemerintah mesti menetapkan pengelolaan dan pengusahaan mineral batubara sebagai prioritas, sebelum lahan tersebut digunakan untuk peruntukan lain. Sehingga mineral dan batu bara tersebut dapat menawarkan manfaatnya yang maksimal.
Khusus untuk komoditi timah, seperti mineral jarang, emas, tembaga, perak, bauksit, pasir besi, watu bara dan mineral penting yang lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan keberadaannya berdekatan dengan pemanfaatan ruang yang tidak alami dan akan mengurangi keekonomian mineral-mineral tersebut, perlu mendapatkan prioritas. Sehingga tidak menjadi tidak berguna.
“Jangan hingga alasannya adalah penetapan ruang tersebut, mineral dan watu bara yang keberadaannya sudah ada sebelum bangsa ini lahir, tersia-siakan selamanya dan mubazir. Contoh yang konkret ialah peluangpasir besi di Kulon Progo yang kini sudah menjadi Bandara menimbulkan manfaat ekonominya hilang selamanya. Sia-sia,“ tutur Budi.
Diitambahkan Budi, Pemerintah Pusat dan Daerah seharusnya sebelum menetapkan tata ruang dan zonasi, mampu lebih dulu mengambil peluang untuk menerima faedah ekonomi keberadaan mineral dan kerikil bara untuk pembangunan wilayahnya.
“Jangan hingga mineral dan batu bara tersebut tidak berguna selamanya,” pungkas Budi.
