Jakarta, TAMBANG – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Riau berkapasitas 275 megawatt (MW) pada Kamis (12/5). PLTGU berlokasi di Kawasan Industri Tenayan, Pekanbaru, Riau.
Pengoperasian pembangkit ini bakal memperkuat keandalan pasokan listrik di metode Sumatera, terutama sub-sistem Riau sehingga dapat menawan penanam modal dari dalam maupun luar kawasan.
“Dengan listrik yang jago diharapkan mampu mempesona penanam modal sehingga mampu mendorong tumbuhnya industri menengah dan besar di Pulau Sumatera,” ungkap Arifin.
Dengan beroperasinya PLTGU Riau, daya mampu sistem kelistrikan Sumatera bakal meningkat menjadi 7.266 MW dengan beban puncak meraih 6.823 MW, sehingga cadangan tata cara kelistrikan Sumatera menjadi 443 MW. PLTGU Riau sendiri dikembangkan oleh PT Medco Ratch Power Riau, anak usaha patungan antara PT Medco Power Indonesia bareng RATCH Group Public Company Limited.
Menteri Arifin menilai PLN telah menunjukkan kesiapannya dalam melayani daerah-tempat industri yang membutuhkan daya listrik besar sesuai lokasi yang ditetapkan oleh pemerintah kawasan.
“Selain itu, dengan pasokan listrik yang cukup dan merata di Provinsi Riau, kami kehendaki dapat meningkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Provinsi ini,” ucapnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan pengoperasian pembangkit yang masuk dalam proyek 35 ribu MW ini menjadi bukti kesuksesan kolaborasi strategis antara PLN dengan produsen listrik swasta ( Independent Power Producer/IPP) dalam penyediaan listrik nasional.
“PLTGU Riau 275 MW ini jadi capaian kita bareng . Di tengah tantangan kenaikan harga gas internasional yang sudah hingga USD 30, sementara di dalam negeri untuk operasional pembangkit cuma USD 4 saja. Kemudian dengan berbagai inovasi, PLN mampu menekan Biaya Pokok Penyediaan listrik jadi lebih hemat biaya hingga 6 sen, dari rerata di subsistem Riau 8 sen,” ujar Darmawan.
Selain dapat melistriki 340 ribu pelanggan rumah tangga dengan daya 900 VA, datangnya PLGTU ini juga dibutuhkan dapat mengembangkan kesejahteraan masyarakat setempat serta menjadi titik permulaan untuk mengoptimalkan potensi daerah.
Darmawan menjelaskan perkembangan kebutuhan listrik di Sumatera sebesar 6 persen, lebih tinggi daripada Pulau Jawa yang pertumbuhannya sekitar 4,5 persen. Menurutnya, memang untuk Sumatera dengan adanya tol dan aneka macam pembangunan, timbul kenaikan keperluan listrik dari sektor perindustrian dan acara ekonomi.
“Dengan PLTGU ini beroperasi, tentu listrik kian andal dan bermutu. Apalagi menyaksikan perkembangan keperluan listrik di Sumatera, 11 persennya tiba dari sektor industri. Artinya potensinya besar. Untuk itu PLN siap menyambut tantangan menyanggupi kelistrikan penanam modal ke depan,” terangnya.
Darmawan juga menyatakan kesiapan PLN untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Riau untuk mendukung pertumbuhan tempat. “Baik itu pembangunan tempat ekonomi baru, industri baru, atau juga daerah industri khusus yang ada dalam penyusunan rencana Provinsi Riau,” tambah Darmawan.
Wakil Gubernur Riau, Edi Natar Nasution menyambut baik pengoperasian PLTGU tersebut. Peresmian pembangkit ini, kata Edi, bisa mengembangkan keandalan pasokan listrik sehingga mampu mendongkrak rasio desa berlistrik dan rasio elektrifikasi Provinsi Riau.
“Pengoperasian PLTGU Riau ini mampu menjadi momen strategis bagi kita semua untuk mengembangkan kemakmuran penduduk ,” ujarnya.
Pemprov Riau memutuskan akan terus mendukung upaya peningkatan infrastruktur kelistrikan biar listrik tidak cuma mengaliri desa-desa, namun juga terhadap dusun-dusun yang nantinya menjadi prioritas pembangunan jaringan listrik.
“Kami memang mempunyai target setiap tahunnya untuk membangun infrastruktur kelistrikan agar mampu menerangi seluruh desa di Riau. Tingginya isu terkini penduduk desa kepada Program Riau Terang 2022 untuk menerangi desa-desa sudah menjadi kesepakatan yang besar lengan berkuasa bagi kita semua,” ujarnya.
