Jakarta,TAMBANG, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira) berhasil menemukan teknologi yang mampu memperpanjang umur bikinan PT Timah Tbk selama 12 tahun. Hal ini dilakukan dengan memaksimalkan penambangan.

“Sebagai pengguna jasa Tekmira, kami di PT Timah merasakan kolaborasi yang sangat bagus karena Tekmira mampu menjawab dilema besar di PT Timah tekait pembuatan mineral terutama pembuatan bijih timah primer” terperinci Aidil Yuzar, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis PT Timah Tbk.

Guna mengoptimalkan hasil penambangan timah dimana mulai menipisnya sumber cadangan sumber daya cadangan timah alluvial baik darat maupun maritim. Badan Layanan Umum (BLU) Tekmira sukses menjawab tantangan tersebut dengan melakukan percobaan skala laboratorium, yang selanjutnya discale-up oleh tim litbang PT Timah menjadi skala pabrik dengan kapasitas 400 ton bijih timah primer dan menunjukkan hasil yang menggembirakan.

“Dengan formula dan keadaan proses yang disusun oleh Tekmira, kami berhasil mengambarkan bahwa cuma dengan menggunakan kadar timah 10% mampu menghasilkan kadar timah primer hingga 60%. Jajaran direksi PT Timah Tbk menawarkan apresiasi terhadap kinerja litbang kolaborasi PT Timah Tbk dengan Tekmira ini, sebab terbukti mampu memberikan solusi untuk perusahaan di kala depan,” lanjut Aidil.

Ia menyatakan peluangtimah primer yang dimiliki oleh PT Timah Tbk saat ini lebih dari 500.000 ton, kalau dalam satu tahun mampu mengolah timah primer sebanyak 40.000 ton, maka umur PT Timah Tbk akan bertambah 12 tahun.

Kerja sama Tekmira-Timah dalam proses dan teknologi ekstraksi bijih timah primer terjalin sejak 2018, yang dimulai dengan kajian proses dan teknologi ekstraksi timah dari bijih primer dengan proses klorinasi lembap. Lalu, berlanjut hingga 2020 untuk kajian tekno-ekonomi pengolahan bijih timah primer serta penyusunan studi kelayakan optimalisasi pemanfaatan sisa hasil pengolahan PT Freeport Indonesia (2019-2020).